Mikroba Pada Produk Kosmetik: Peranan, Cara Kerja dan Efektifitas

Peran mikroba sebagai pewarna pada produk lipstik
Source: biotentionindonesia
Bukan rahasia umum lagi, jika mikroba sangat penting dalam kehidupan sehari-hari; mereka memiliki peranan penting dalam kestabilan lingkungan, proses penguraian, kesehatan, hingga industri kosmetik. Tren penggunaan mikroba pada produk kosmetik dan perawatan diri mulai populer nih di Indonesia. Seperti produk kosmetik yang mengandung microbiome. Nah, pastinya Biotizen memiliki beberapa produk kosmetik atau skincare yang mengandung bahan tersebut. Namun, apakah benar kandungan mikroba pada produk kosmetik atau skincare lebih baik? Lalu, apakah ada pengaruhnya terhadap kandungan microbiome kulit dan bagaimana cara kerja produk kosmetik dan skincare tersebut?
Peran mikroorganisme pada industri kosmetik dan skincare
- Warna dan pigmen: Mikroba menghasilkan warna dan pigmen alami pada produk kosmetik. Warna seperti merah, ungu, dan kuning, pada lipstik, eyeshadow, dan perona pipi berasal dari bakteri dan yeast. Contohnya bakteri Serratia marcescens yang menghasilkan pigmen merah atau disebut Prodigiosin, yang digunakan pada lipstik dan perona pipi. Berikutnya bakteri Delftia acidovorans dan Pseudomonas putida yang dimodifikasi secara genetik untuk menghasilkan pigmen biru yang disebut Indigoidine untuk produk eyeshadow dan maskara. Selain itu, Rhodotorulla dan Monascus yang merupakan yeast digunakan untuk menghasilkan pigmen merah, pink, dan oranye.
- Wewangian: Ternyata mikroba juga digunakan dalam produksi parfum atau wewangian dalam produk kosmetik. Pada dasarnya, untuk produk wewangian ini memanfaatkan metabolisme bakteri dan yeast yang menghasilkan senyawa ester, aldehida, dan alkohol. Contohnya yeast Yarrowia lipolytica yang menghasilkan senyawa etil asetat yang beraroma buah-buahan. Selain itu, ada juga wewangian yang dihasilkan oleh yeast dan bakteri hasil rekayasa genetika melalui teknologi DNA Rekombinan. Salah satu contoh produknya dinamai Eau de Yeast.
- Bahan Pengawet Produk: Penambahan bahan pengawet pada kosmetik sangat diperlukan untuk memperpanjang jangka waktu produk. Disini, mikroba juga memainkan peranan penting. Banyak perusahaan kosmetik yang menggunakan bakteri dan jamur tertentu sebagai pengawet alami atau bio-preservatives. Hal ini dikarenakan, mikroba dapat menghasilkan zat antimikroba seperti asam organik (lactic acid, glycolic acid), enzim (lactoperozyme), dan bakteriosin untuk menghambat pertumbuhan patogen serta memperpanjang umur simpan produk.
Cara Kerja Produk Kosmetik dan Skincare dengan Mikroba
Kandungan mikroba yang digunakan pada suatu produk dan skincare harus sesuai dengan ketentuan Microbiological Safety and Cosmetics oleh FDA. Dilansir oleh Nusantics,cara kerja produk kosmetik dan skincare yang mengandung mikroba seperti probiotik sama seperti cara kerja probiotik pada sistem pencernaan. Komposisi mikroba yang ditambahkan pada produk kosmetik dan skincare yang telah disesuaikan akan membantu keseimbangan alami microbiome kulit menjadi seimbang dan menyeimbangkan respon imun tubuh terhadap patogen.
Lalu, bagaimana dengan ketahanan produk tersebut? Sama seperti halnya yogurt yang merupakan produk pangan yang mengandung probiotik, pada kosmetik atau skincare yang mengandung probiotik akan membutuhkan faktor lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhannya. Kombinasi probiotik yang tepat dengan bahan pendukung lainnya seperti bio-preservatives akan membantu memperpanjang masa simpan produk tersebut.
Apakah produk dengan mikroba lebih efektif?
Pada hakikatnya, kulit manusia sudah terpapar microbiome begitu dilahirkan. Ketahananan kulit atau skin barrier dan microbiome merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Penggunaan produk yang mengandung mikroba seperti probiotik dapat membantu keseimbangan microbiome kulit, sehingga meningkatkan skin barrier pada lapisan epidermis.
Tentunya respon terhadap masing-masing individu akan berbeda ketika menggunakan produk tersebut. Karakteristik kulit, seperti kelenjar sebasea, kadar air, dan suhu menjadi faktor yang mempengaruhi keanekaragaman microbiome kulit seseorang juga mempengaruhi tingkat efektif dari produk tersebut. Faktor lainnya juga didukung oleh gaya hidup individu, seperti olahraga, istirahat yang cukup, serta pola makan, juga sangat mendukung keefektivitasan produk terhadap kulit.
Penulis: Amalia Indah Alliza
Editor: Yan Erisma Gangga
Referensi:
- Dou, Jiaxin, Ning F., Fangyu G., Zouquan C., Jie L., Ting W., Xueping G., and Zhenshang Xu. 2023. Applications of Probiotic Constituents in Cosmetics. Molecules 28, no. 19: 6765.
- Microbiological Safety and Cosmetics. Retrieved from https://www.fda.gov/food/laboratory-methods-food/bacteriological-analytical-manual-ba
- Puebla-Barragan S, Reid G. Probiotics in Cosmetic and Personal Care Products: Trends and Challenges. Molecules. 2021 Feb 26;26(5):1249. doi: 10.3390/molecules26051249. PMID: 33652548; PMCID: PMC7956298.
- Role Microorganisms in the Cosmetic Industry. 2023. Retrieved from https://medium.com/@microbiologyeasynotes/role-microorganisms-in-the-cosmetic-industry-9a90f05f2285.
- Skincare dengan probiotik bagaimana cara kerjanya. 2022. Retrieved from https://nusantics.com/blog/skincare-dengan-probiotik-bagaimana-cara-kerjanya