Tahukah Kamu: Insulin Ternyata Produk Rekayasa Genetika?

Ilustrasi hormon insulin yang penggunaannya dengan cara disuntikkan.

Source: kompas.com

Biotizen mungkin pernah mendengar atau melihat bahwa para pasien diabetes perlu diberikan tambahan hormon insulin untuk menurunkan kadar gula darahnya. Hormon insulin ini umumnya dapat diberikan dengan cara disuntikkan. Kini, hormon insulin dapat diperoleh dengan cukup mudah, tentunya dengan resep dan konsultasi terlebih dahulu pada dokter, namun tahukah Biotizen bahwa ternyata insulin merupakan salah satu produk rekayasa genetika?

Apa itu Insulin?

Insulin merupakan hormon yang sebenarnya secara alami juga diproduksi dalam tubuh manusia. Hormon insulin ini diproduksi oleh sel Beta pankreas dan berperan untuk mengatur kadar gula darah dalam tubuh. Apabila kadar gula di dalam darah tinggi, hormon insulin inilah yang berperan membuat gula tersebut masuk ke dalam sel, sehingga kadarnya tidak terlalu tinggi di dalam darah. Sayangnya, pada beberapa dari kita dapat terjadi permasalahan pada kerja hormon insulinnya sehingga kadar gula darah menjadi tinggi. 

Permasalahan pertama yang dapat terjadi pada kerja insulin adalah ketika sel-sel pankreas sama sekali tidak memproduksi insulin akibat sistem imun tubuh yang menyerang pankreas. Keadaan ini menyebabkan terjadinya diabetes mellitus tipe I. Permasalahan kedua yaitu ketika sel pankreas hanya memproduksi sedikit insulin sehingga tidak cukup untuk mengatur kadar gula darah atau ketika terjadinya resistensi insulin. Keadaan ini menimbulkan penyakit yang disebut diabetes mellitus tipe II.

Perkembangan Produksi Insulin

Tahapan perkembangan insulin.

Source: Mao et al. (2019)

Untuk menanggulangi penyakit diabetes mellitus, pengembangan hormon insulin tambahan menjadi penelitian yang terus dilakukan. Pada awalnya, insulin tambahan diisolasi dari hewan seperti sapi dan babi. Insulin yang diisolasi dari hewan inilah yang kemudian dijadikan insulin tambahan bagi para penderita diabetes mellitus agar dapat mengatur kadar gula darah. Namun, ternyata penggunaan insulin yang berasal dari hewan ini dilaporkan memicu terjadinya reaksi alergi pada banyak pasien.

Pertimbangan ini menjadikan penelitian mengenai insulin semakin dikembangkan. Setelah teridentifikasi sebagai protein pada tahun 1928, para peneliti kemudian berupaya mengembangkan insulin yang berupa protein rekombinan. Penelitian tersebut pun berhasil dan menjadikan insulin sebagai protein rekombinan pertama yang dikembangkan.

Bagaimana Membuat Insulin Rekombinan?

Pembuatan insulin rekombinan memanfaatkan teknologi rekayasa genetika yaitu DNA rekombinan (rDNA). DNA manusia yang berisi gen pengkode insulin terlebih dahulu diisolasi kemudian ditransformasikan pada plasmid vektor. Setelah itu, plasmid vektor ini diperbanyak, kemudian diekspresikan pada organisme vektor yaitu bakteri E. coli. Teknologi ini memungkinkan bakteri E. coli menjadi memiliki kemampuan untuk memproduksi insulin yang dimiliki oleh manusia dalam jumlah besar. Teknologi ini pertama kali dikembangkan pada tahun 1978 oleh peneliti dari City of Hope and Genentech. Beberapa tahun kemudian, Eli Lilly & Co. bekerjasama dengan Genentech untuk mengkomersilkan insulin rekombinan tersebut dan diberi nama Humulin. Pada tahun 1982, Humulin mendapat persetujuan dari FDA setelah melalui berbagai pengujian.

Keberhasilan teknologi inilah yang masih terus digunakan dan dikembangkan hingga saat ini dalam produksi insulin. Teknologi insulin rekombinan ini tentunya juga telah mengembalikan harapan hidup bagi banyak penderita diabetes. Jadi semakin tau berbagai pemanfaatan bioteknologi untuk kehidupan nih!

Penulis: Erisma Gangga

Editor: Amalia Indah Alliza & Rahmania Ramadhani



Referensi: